Dongeng : Asal Mula Asap Gunung Canlaon Legenda dari Filipina
Dahulu kala, sebelum bangsa Spanyol mendatangi Pulau Negros, Filipina, tanah di sekitar Gunung Canlaon luar biasa subur. Perkebunan tembakau yang hijau membentang luas di kaki gunung yang indah itu. Masyarakat di sana hidup rukun dan bahagia.
Mereka juga hidup berkecukupan karena tanah yang subur menyediakan semuanya bagi mereka. Ternak dapat tumbuh besar dan sehat, sayur-mayur pun tumbuh subur. Tembakau menjadi sumber penghidupan utama mereka. Hasilnya melimpah sehingga tiap keluarga hidup berkecukupan.
Tanaman tembakau nan subur di sekitar gunung memang ditanam dan dirawat oleh masyarakat. Namun, sesungguhnya bukan usaha mereka yang membuat hasil panen selalu melimpah. Nun jauh di atas gunung, hidup seorang kakek tua bernama Horisaboqued. Ia adalah seorang kakek sakti yang bijak dan baik hati.
Tubuhnya kurus kecil, dengan rambut putih panjang menjuntai. Ia tinggal bersama pasukan liliput yang melayaninya. Para liliput inilah yang dimintanya menjaga, merawat, memberi pupuk, serta menyiram seluruh perkebunan di kaki gunung
Ketika menampakkan diri di hadapan masyarakat, biasanya ia menunjukkan wujud sebagai petani sederhana yang berpakaian serba hitam dan bercaping. Dengan pipa kayunya, ia turun gunung menyapa warga. Mereka segan pada kekek Harisaboqued karena kekuatan gaibnya. Tak ada seorang pun yang berani menentang perintah Kakek Horisaboqued. Suatu hari, Kakek Horisaboqued turun dari gunung dan bertitah. “Wahai wargaku, aku akan pergi lama. Aku tidak berada di sekitar kalian, namun kalian tak perlu khawatir. Tanaman tembakau akan tetap tumbuh subur dan hidup kalian akan senantiasa makmur, asalkan kalian mengikuti permintaanku.
Jangan ada satu pun di antara kalian menanam tembakau melewati garis batas yang kutentukan. Garis itu mengelilingi puncak gunung. Wilayah itu harus selalu bersih dari tanaman karena aku nanti akan kembali ke sana. Apabila permintaan ini tidak kalian penuhi, aku akan mengambil semua tembakau dan tidak akan membiarkan satu batang tanaman pun tumbuh di sekitar gunung sampai aku habis mengepulkan asap dari semua tembakau yang aku ambil, “ kata Horisaboqued. Warga mengangguk, dan seketika sang kakek menghilang. Tahun demi tahun berjalan tanpa ada tanda-tanda Horisaboqued akan kembali.
Pesannya masih dipatuhi, namun ada beberapa orang yang sangat ingin menanam hingga ke puncak gunung, melewati garis batas yang ditetapkan. Mereka berharap hasil yang lebih banyak. “Kakek tua itu tidak akan kembali. Sudah bertahun-tahun ia pergi meninggalkan kita. Tanpanya pun hasil kita tetap melimpah. Peringatannya hanya tipu muslihat, supaya kita tidak lebih berkuasa dari dia,” begitu ujar salah seorang dari mereka. “Tanah di puncak gunung sangat subur.
Kalau kita bisa menanam di sana, kita akan mendapatkan hasil yang makin berlimpah, dan kita akan semakin makmur,” tambah mereka.
Kok ceritanya menggantung
BalasHapus